INILAH.COM, Jakarta - Menjadi perempuan yang terlahir sebagai muslimah, Fatma Saleh tidak merasa yakin dan suka. Ia lalu menggugat keyakinannya sendiri. Dia menyebut Islam sebagai agama yang cenderung menguasai, mengekang, dan sangat merugikan kaum perempuan.
Fatma sebagaimana kebanyakan muslimah lain (juga nonmuslimah), mendasari keyakinan agamanya pada sejumlah pratik kebudayaan ketimbang pada inti keyakinan. Kesalahan ini telah membuatnya menolak dan memusuhi Islam.
Fatma lalu berdialog dengan guru spiritualnya dengan sejumlah pertanyaan kritis. Dialog itu belakangan sangat menggugah, mencerahkan, menggerakkan, sekaligus gampang dipahami dan menyuarakan kebutuhan manusiawi siapapun, terlebih kaum perempuan yang sepanjang sejarah selalu paling depan ditindas, bahkan ektremnya tidak dianggap manusia.
Lewat serangkaian pertanyaan lincah, segar, kritis, dan sangat menantang, perempuan warga negara Amerika Serikat, keturunan Lebanon ini menggugat dan mengritik tajam Islam berikut ajarannya, terkait dengan 'takdir' kaum perempuan.
Sementara lawan dialognya, Sayyid Musthafa al-Qazwini dengan penjelasannya mampu meladeni dan memberi jawaban yang cermat, dingin, padat, gamblang, tak terpatahkan.
Judul: Perempuan Amerika Menggugat Islam
Penulis: Fatma Saleh dan Sayyid Musthafa al-Qazwini
Penerjemah: Arif Mulyadi dan Fitria al-Habsyi
Tebal: x+290 halaman
Penerbit: Madia Publisher
Harga: Rp40.000 [L1]
Thursday, May 28, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment